terpopuler

Minggu, 27 November 2016

rezeki yang tak terlintas




Rezeki yang tak terlintas


Rezeki, apa itu rezeki?
Rezeki adalah sebuah nikmat yang Allah berikan kepada hamba yang mana hamba tersebut merasa senang mendapatkan hal itu. Itu menurutku. Mungkin sebagian orang berbeda makna, dan dari beberapa orang yang mengatakan bahwa rezeki itu adalah kenikmatan seorang hamba untuk beribadah, adapun rezeki berupa harta dan yang lainnya, jika tidak bernilai berkah, berarti itu bukanlah rezeki. Ada juga yang bilang rezeki itu berupa sesuatu yang diberikan seseorang tanpa ada alasan sebelumnya, atau rezeki adalah sesuatu yang akan membuatnya bahagia, ex: harta melimpah, rumah megah, anak sholeh dan sholehah dkk.
Wahh ternyata makna rezeki sendiri punya makna yang berbeda-beda ya, tergantung siapa yang memaknainya, tak mengapa, karena saya sendiri yakin setiap orang yang memaknai apa itu rezeki pasti punya alasan tersendiri, mungkin saja karena orang tersebut pernah merasakan sesuatu yang mana ia menganggap sesuatu tersebut adalah sebuah rezeki.okee.
Tapi tahukah kamu wahai saudaraku, ternyata ada rezeki yang sering kita lupakan, tidak  terhiraukan bagai angin berlalu, yang tanpa kita sadari itu adalah sebuah rezeki, rezeki yang terlihat sepele namun bernilai begitu berharga, sebagian atau mungkin semua dapat mendapatkannya, Namun, terkadang tak menyadarinya.
Lalu, rezeki apakah itu?
Sebelum saya menjelaskan rezeki apakah yang tak  terlintas itu? disini saya  ingin bercerita tentang seorang laki-laki dan seorang penjual koran, sebut saja seorang laki-laki itu adalah aku.
.... pagi ini hujan turun begitu deras, namun aku melihat seorang penjual koran duduk di samping sebuah toko dengan tangan memegang sesuatu untuk dibacanya, entah apa yang ia baca, aku tak tahu karena rintikan hujan membuyarkan pandanganku, akhirnya aku pun menghampirinya “oh, dia sedang membaca Al-Qur’an” batinku.
“assalamu’alaikum pak”sapaku
“wa’alaikumussalam”jawabnya sambil menutup al-qur'an yang telah usai di bacanya.
“pak sudah terjual berapa korannya?” lanjut tanyaku
“alhamdulillah sudah satu koran yang terjual” jawabnya lagi dengan wajah tak sedikitpun ada rasa kegelisahan dengan cuaca pagi ini
Akhirnya akupun bertanya kembali “pak bagaimana jika sampai siang ini hujan masih belum reda”?
“alhamdulillah berarti Allah telah memberiku rezeki untuk berdo’a, karena saya yakin disaat hujan turun, do’a seorang hamba akan terkabulkan”
“ lalu bagaimana jika sampai sore ini hujan masih belum reda” tanyaku dengan hati penuh penasaran dengan jawabannya kembali
“Alhamdulillah berarti Allah telah  memberiku rezeki untuk bersabar” tuturnya dengan ringan 

Dan kini Hatiku pun mulai bergoncang mendengar sebuah jawaban yang tak pernah terlintas dalam benakqu, akupun memutuskan untuk menanyakan satu pertanyaannya lagi padanya.

“pak lalu bagaimana jika hari ini bapak tidak  mendapatkan penghasilan untuk makan bapak?”
Ia pun menjawab dengan jawaban yang lebih  luar biasa “ alhamdulillah berarti Allah telah memberiku rezeki untuk berpuasa”.
Allahu Akbar, Maa Syaa Allah, jawaban yang begitu menenangkan hati namun bercambur aduk dengan rasa cambukan dalam dada, ia bagai teguran lembut namun terselip duri didalamnya, bagai keharuman semerbak melati, namun terlintas aroma tak sedap di rasa.
lalu, hikmah apa yang dapat kita ambil dalam cerita ini? Sudahkah kita menyadari rezeki apa yang tak terlintas?
Ya,rezeki berdo’a, bersabar, berpuasa, tiga rezeki yang tak terlintas dalam jiwa, tak terbenak  dalam pikiran, tak terasa dalam hidup, tak tersyukuri dalam lisan, tak tersadari dalam diri.
Terkadang kita hanya menganggap ia hanya tugas kita saat mengalami kesusahan, hujan turun lagi berdagang,,ya berdo’a, masih hujan belum laris, ya bersabar, belum dapat penghasilan, ya tahan lapar saja atau puasa. Tanpa merenung kembali bahwa ternyata itu adalah sebuah rezeki. Rezeki yang Allah berikan untuk kita. Bukankah begitu? Kenapa ? karena tak semua orang akan mendapatkan semua itu, seperti cerita di atas, berdo’a, karena  tidak semua orang mampu untuk berdo’a, dengan kesombongannya ia mengabaikan sebuah do’a dalam usahanya. bersabar, karena tidak semua orang bisa bersabar, disaat ujian  datang menyapa hidup, ia malah meronta ronta dan berkata “ Ya Allah kenapa Kau berikan cobaan ini padaku”(na’udzubillah). Yang terakhir dalam cerita ini adalah berpuasa, karena tidak semua orang dapat berpuasa, baik puasa Sunnah ataupun wajib, contoh disni adalah seorang istri yang ingin berpuasa Sunnah namun mentaati suami ketika  ia sedang di rumah lebih utama di banding berpuasa (Sunnah).
Lalu apa sebenarnya rezeki itu? Kini saya berpikir dan tersadar(alhamdulillah)  bahwa  rezeki bukan hanya sekedar makna di atas, namun lebih dari itu, rezeki adalah segala sesuatu yang Allah berikan kepada kita baik kesusahan ataupun kesenangan yang mana Allah tidak memberikannya kepada orang lain. dan  disadari atau tidak apa yang Allah berikan, kesusahan atau kesenangan semua ada hikmah di baliknya. Percaya dan yakinlah itu……

semoga bermanfaat.aamiin.


By: Amelya, seorang yang selalu ingin memperbaiki diri untuk menjadi lebih baik dimata-Nya.

Rabu, 23 November 2016

tiga aurat waktu




Tiga Aurat Waktu


Allah swt berfirman:
يَاَيُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوْا لِيَسْتَأْ ذِنْكُمُ الَّذَيْنَ مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ وَالَّذِيْنَ لَمْ يَبْلُغُوا الحُلُمَ مِنْكُمْ ثَلثَ مَرَّتٍ ۗ مِنْ قَبْلِ صَلٰوةِ الْفَجْرِ وَحِيْنَ تَضَعُوْنَ ثِيَابَكُمْ مِّنَ الظَّهِيْرَةِ وَ مِنْ بَعْدِ صَلوَةِ العِشَاءِ ۗ ثَلثُ عَوْرَتٍ لَّكُمْ ۗ لَيْسَ عَلَيْكُمْ وَلَا عَلَيْهِمْ جُنَاحٌ بَعْدَهُنَّ ۗ طَوَّافُوْنَ عَلَيْكُمْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَعْضٍ ۗ كَذَالِكَ يُبِّنُ اللهُ لَكَمَ الاياتِ ۗ وَاللّهُ عَلِيْمٌ حَكِيْمٌ.
“ wahai orang-orang yang beriman! Hendaklah hamba sahaya ( laki-laki dan perempuan ) yang kamu miliki, dan orang-orang yang belum baligh ( dewasa ) diantara kamu, meminta izin kepada kamu pada tiga kali ( kesempatan ), yaitu sebelum shalat subuh, ketika kamu menanggalkan pakaian ( luar )mu  di tengah hari dan setelah sholat isya. ( itulah ) tiga aurat waktu bagi kamu. Tidak ada dosa bagimu dan tidak ( pula ) bagi mereka selain tiga ( waktu ) itu, mereka keluar masuk melayani kamu, sebagian kamu atas sebagian yang lain. Demikian Allah menjelaskan ayat-ayat itu kepadamu. Dan Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana.

dua malaikat yang setia




dua malaikat yang setia 




إذْ يَتَلَقَى الْمُتَلَقِّيْيَنِ عَنِ الْيَمِيْنِ وِعَنِ الشِّمَالِ قَعِيْدٌ.
( ingatlah ) ketika  dua malaikat mencatat ( perbuatannya), yang satu duduk di sebelah kanan dan yang lain di sebelah kiri. (QS. Qaf: 17)
                Wahai saudaraku,,,
Allah menciptakan jin dan  manusia hanya untuk beribadah kepada-Nya, tiada pantas seseorang mengerjakan segala larangan-Nya, sedangankan ada dua malaikat yang akan mencatat segala amal berbuatannya. Hal sekecil apapun itu, yang baik maupun yang buruk semua akan tercatat secara sempurna oleh malaikat yang senantiasa taat kepada-Nya.
Dan tak ada satu katapun yang kita ucapkan melainkan malaikat akan mencatat apa yang kita katakan, sebagaimana lanjutan ayat di atas yang berbunyi,
مَا يَلْفِظً مِنْ قَوْلٍ اِلّا لَدَيْهِ رَقِيْبٌ عَتِيْدٌ
Tidak ada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada disisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat). (QS. Qaf: 18)
Lalu bagaimanakah dengan kita? apakah pantas kita berucap dengan perkataan yang akan menyebabkan keburukan bagi kita, Sedangkan malaikat senantiasa dengan taatnya kepada sang Rabb semesta alam siap untuk mencatat setiap kata yang kita ucapkan ?
Wahai saudaraku,,,
Mari kita renungkan makna ayat di atas dengan unsur di ciptakannya jin dan manusia oleh Allah di dalam surat az-zariyat: 56 yang artinya,
Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kapada-Nya.
Sungguh luar biasa wahai saudaraku, Allah menciptakan jin dan manusia agar mereka beribadah kepada-Nya, oleh karena itu Allah ingin agar setiap apa yang kita ucapkan bernilai ibadah, dan malaikat pun mencatatnya sebagai bentuk kebaikan untuk kita.
Dalam sebuah hadits juga dikatakan,
فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
Berkatalah yang baik atau diam
                Wahai saudaraku,,
Alangkah indahnya jika setiap apa yang kita ucapkan mengandung kebaikan untuk kita, dan alangkah baiknya lagi jika kita tidak bisa mengucapakan perkataan yang baik, kita diam. Karena dengan diamnya kita itu lebih baik dibandingkan dengan bicara kita yang mengandung keburukan bagi kita ataupun seseorang yang mendengar perkataan kita.
Wahai saudaraku,,
Mari kita berintropeksi kembali, mengingat dan merenungkan pada yang Allah perintahkan dan apa yang Allah larang bagi kita, Allah Maha Tahu yang terbaik untuk hamba-Nya, dan Allah hanya ingin yang terbaik untuk hamba-Nya. Allah ingin setiap apa yang kita ucapkan dan setiap apa yang kita perbuat akan menghasilkan kebaikan untuk kita. Oleh karena itu, setiap apa yang Allah perintahkan baik berupa perintah ataupun larangan itu semua hanya untuk kebaikan hamba-Nya, bukan untuk Allah, karena pada hakikat yang sebenarnya manusialah yang membutuhkan Allah.
Wahai saudaraku,,
Mari kita perbaiki amal perbuatan kita, agar semua bernilai ibadah dan menghasilkan kebaikan untuk kita ataupun orang-orang di sekitar kita, mari kita jadikan setiap perintah dan laranganan-Nya adalah sebagai bentuk motivasi bagi  kita untuk mencapai jannah-Nya nan indah di akhirat sana.