terpopuler

Kamis, 20 April 2017

9 kesalahan fatal dalam mendidik anak di usia dini


 Mendidik anak adalah salah satu pekerjaan yang tidak mudah. Ketika anak masih bayi, baru bisa jalan adalah waktu-waktu yang menyenangkan jika bermain dengan mereka. Namun, seiring dengan bertambahnya usia anak kita, tentunya bertambah pula akalnya, bertambah keahlianya, bertambah aktivitasnya dan bertambah kreativitasnya dalam segala hal.
Dengan semakin bertambahnya kemampuan anak, kita sebagai orang tua tentunya senang ya, melihat hal tersebut. Namun, jika kita melihat bertambahnya aktivitasnya, kemampuannya, kreativitasnya dengan kacamata negatif, sebagian besar dari kita beranggapan anak tersebut nakal, tidak bisa diam, susah diatur, dll.

Rumah adalah Sekolah Pertama bagi anak

Padahal di satu sisi juga, sebagai orang tua mencita-citakan agar anaknya bertanggung jawab dan mandiri.  Kesalahan kecil dalam mendidik anak bisa berakibat pada kebiasaan, kepribadian dan karakter anak itu sendiri. Perlu diingat pula bahwa rumah adalah sekolah pertama bagi anak, artinya orang tua adalah guru yang utama dalam mencetak anak yang mandiri, cerdas, bertanggung jawab.
Perilaku tidak baik yang dilakukan oleh anak tidak muncul dengan sendirinya.  Anak akan selalu meniru kebiasaan orang-orang yanga da di sekitarnya, atau di lingkungannya. Sehingga perlu sekali bahwa lingkungan anak senantiasa dijaga.
Tidak bisa dibayangkan bahwa jika anak berada dalam lingkungan yang keras dan selalu dipenuhi hal-hal negative. Mesti nanti ketika dewasa anak akan paham mana yang baik dan kurang baik. Tetapi untuk memaksimalkan potensi, rasa percaya diri, kepribadian, kecerdasan, kerajinan, kemandirian harus dibekali dan dilatih sejak usia dini. Karena lingkungan dan pola asuh orang tua sangat mempengaruhi kehidupan anak mendatang.
Perbedaan ini akan terlihat pada anak yang tumbuh dan dibesarkan dalam keluarga yang hangat dan penuh cinta dengan anak yang selalu mendapat didikan “keras” dari di sekitarnya, ataupun anak yang selalu berada pada lingkungan yang “negative”. Namun sayang, tidak banyak orang tua yang tahu bagaimana cara memberikan lingkungan yang baik bagi pertumbuhan optimal anak. Agar anak bisa tumbuh optimal menjadi pribadi yang mandiri, bertanggung jawab sesuai dengan yang kita harapkan, kita perlu mengenali 9 kesalahan fatal dalam mendidik anak di usia dini.
1. Berkata yang Tidak Jujur pada Anak.
Hal ini sering sekali dilakukan oleh orang tua atau orang-orang disekitar anak, tanpa sadar dan dtidak disengaja. Hal ini dilakukan agar anak tetap tenang dan tidak menangis, misalkan saja, saat anak mau ditinggal pergi oleh ayahnya atau ibunya, “sebentar ya nak, ayah mau pergi beli obat”, padahal aslinya atau kenyataanya ayahnya pergi untuk bekerja.
Kalau memang seperti ini adanya, kita harus mengatakannya dengan jujur misal, “nak, ayah mau bekerja dulu, nanti kalau sudah pulang akan mengajak adek lagi”, atau bisa juga anak dialihkan perhatiaanya dengan hal yang disukai anak, tentunya hal baik dan dengan cara yang baik. Itu contoh simpel saja dan masih banyak hal seperti itu yang terjadi di lapangan.
Ketika kita menginginkan anak kita anak yang jujur, maka kita harus selalu berkata yang jujur juga pada anak kita, jangan pernah sekali-kali berkata tidak jujur. Jangan salahkan anak jika mereka berkata tidak jujur pada Anda, jikalau Anda dulu pernah mengatakan hal yang tidak jujur pada mereka tanpa sadar saat mereka masih bayi.
2. Menumbuhkan Rasa Takut dan Minder pada Anak.
Ketika anak kita menangis dan ditenangkan tidak tenang-tenang, biasanya senjata paling ampuh juga adalah memberikan rasa takur pada mereka. Sebagai contohnya seperti ucapan, “nak, udah menangisnya, nanti ndak ada tokek lagi.” Dan menakut-nakuti dengan hal lainya, sehingga membuat anak segera diam menangisnya.
Setelah anak berhenti menangis, seolah-olah semua tenang, dan kita merasa sudha berhasil menenangkannya. Namun kita perlu waspada terhadap dampak dari hal tersebut. Anak yang sering dieprlakukan seperti itu, maka akan berdampak anak tersebut menjadi penakut, minder, tidak percaya diri.
3. Membanding-bandingkan Anak.
Ingatlah bahwa setiap anak adalah bintang. Yah, anak adalah bintang pada masing-masing kemampuannya. Karena setiapa anak itu tidak sama, setiap anak memiliki kemampuan/bakat sendiri-sendiri, memiliki perkembangan atau pertumbuhan yang tidak sama.
Tidak usah gelisah ketika anak kita belum bisa jalan di usia 1 tahun lebih, sednagkan anak-anak lainnya mereka bahkan sudah lancar jalannya. Mungkin saja anak kita ada kemampuan lainnya yang tidak dikuasai anak lainnya di usianya itu.
Tidak perlu gelisah jika anak kita nilai matematikanya, bahasa inggrisnya selalu dibawah atau kurang bagus dibandingkan teman-temannya. Jika hal tersebut terjadi, berarti bakat anak kita bukan disana, mungkin anak kita lebih bisa menggambar, kekmmpuan hafalannya bagus, olahraganya unggul, dll. Selalu gali potensi anak, tentunya sesuai dengan bakat dan kemampuan anak. Jadi kita tidak perlu membanding-bandingkan anak kita dengan yang lain.
4. Selalu Memenuhi Permintaan Anak.
Kesalahan selanjutnya yang sering dilakukan orang tua adalah selalu memenuhi permintaan anak. Tanpa disadari, hal ini akan membuat anak untuk berlaku boros dikehidupan mendatang. Kita tidak memikirkan mana yang harus dibeli atau perlu dibeli untuk anak kita dan mana yang tidak perlu.
Kita mesti cermat dalam memenuhi kebutuhannya. Sebagian besar orang tau melakukan hal ini karena mereka merasa ini adalah ungkapan kasih sayang pada anak. Padahal hal ini akan berdampak kurang baik di kehidupan anak.
5. Terlalu Keras dan Menekan.
Menghadapi anak yang susah diatur memang memusingkan, bahkan tak jarang membuat kita jengkel, sehingga akan menimbulkan kemarahan pada anak. Terlalu keras dalam mengingatkan anak akan membuat mereka menjadi anak yang minder atau kurang percaya diri juga di kehidupannya kelak.
6. Berkata Kasar
Usia balita si kecil akan mencotoh apa yang dia lihat dan dia dengar dari orang-orang yanga da di sekitarnya. Mereka langsung saja mencontoh hal-hal tersebut persis seperti yang mereka lihat, jika kita tidak memberikan pengawasan yang lebih dan memberikan pemahaman yang cukup. Karena memang anak-anak balita belum bisa membedakan mana yang benar dan mana yang buruk. Jika mereka sering mendengar kata-kata kasar dan dibiarkan terus menerus, maka akan menjadi kebiasaan buruk anak di kehidupan selanjutnya.
7. Berkata Negatif
Kata-kata negatif juga harus kita hindari jika di depan anak. Jika anak sering mendengar kata-kata negatif, maka kata-kata tersebut akan masuk ke dalam otaknya, dalam bahasa psikologi akan masuk ke dalam alam bawah sadarnya, sehingga membuat kinerja otak kurang maksimal dan potensi anak tidak bisa maksimal pula. Sebagai contohnya seperti kata-kata, “nak, kamu kok malas belajar.” Kata-kata tersebut bisa diganti dengan, “nak, coba mulai sekarang lebih rajin lagi belajarnya.”
Bahkan banyak dari orang tua berkata negatif kepada anaknya saat anak melakukan aktivitas yang sedikit berbahaya. Respon mereka mengucapkan kata-kata negatif, misalkan saja, “awas, jangan main di situ, nanti ndak jatuh.” Sekilas itu benar, namun ingat bahwa kata-kata adalah doa juga. Kata-kata tersebut bisa diganti dengan kata-kata lainnya, misal “nak, hati-hati ya jika bermain di situ.”
8. Hanya Memperhatikan Kebutuhan Jasmaninya saja.
Selama ini kebanyakan dari orang tua hanya memperhatikan kebutuhan jasmaninya saja. Kita telah merasa memberikan yang terbaik buat anak-anaknya dalam hal pendidikan yang baik, makanan, tempat tinggal dan pakaian yang baik.
Sementara itu, kita melupakan terhadap kebutuhan rohaninya anak. Kita kurang cukup memberikan kasih sayang kita yang tulus kepada mereka, kita kurang cukup memberikan waktu kebersamaan dengan mereka, kita tidak memberikan pelajaran bagaimana beragama dengan benar, dan beraklaq mulia. Bila kasih sayang tidak didapatkan dirumah, maka anak akan mencarinya di tempat lain.
9. Terlalu Banyak Larangan.
Terlau banyak larangan ini juga akan menghambat perkembangan otak kanan anak. Padahal otak kanan sangat berpengaruh besar dalam kreativitas dan kecerdasan mereka di kehidupan mendatang. Otak kanan akan terus berkembang saat anak berusia balita sampai sekitar 7 tahun. Setelah usia 7 tahun otak kiri yang akan terus berkembang. Semakin banyak larangan pada anak maka akan semakin berkurang daya kreativitasnya.
Biarkan anak untuk mencoba hal-hal baru, biarkan mereka untuk mengexpresikan dirinya, biarkan mereka untuk berbuat sesuka hati mereka. Yang perlu kita lakukan adalah senantiasa memperhatikannya dan mengawasinya, agar hal-hal buruk tidak terjadi. Jauhkan anak dari benda-benda berbahaya dan hindari untuk bermain di tempat yang tinggi atau berbahaya.
Kita perlu melakukan komunikasi pada anak, tentang resiko-resiko dalam bermain a, b dan c misalkan. Sehingga lama-lama mereka akan memahaminya, mana yang boleh digunakan untuk mainan dan resiko-resiko yang harus diterima ketika bermain a, b, c.
Itulah uraian 9 kesalahan fatal dalam mendidik anak, yang sering kita tidak sadari dan lupakan. Untuk itu marilah untuk terus berusaha mencari ilmu terutama dalam hal mendidik anak, tips-tips mendidik anak, sehingga terhindar dari kesalahan yang fatal. Semoga anak-anak kita menjadi pribadi yang shalih, shalihah, beraklaq mulia dan mandiri. Dan semoga uraian di atas ini bisa bermanfaat bagi kita semua. aamiin๐Ÿ˜ƒ๐Ÿ˜„๐Ÿ˜

http://www.sebelumtidur.com/waspadai-9-kesalahan-dalam-mendidik-anak-usia-dini-fatal-sekali.html , di ambil  pada hari ahad, 16 april 2017, 21:25